Anda belum login :: 22 Nov 2024 19:43 WIB
Detail
BukuHubungan Antara Keterbukaan Komunikasi Orangtua-Remaja (Tentang Seks) dan Sikap Remaja Terhadap Seks Pranikah
Bibliografi
Author: Wijoyo, Ratna ; Santosa, Eric Mulyadi (Advisor)
Topik: Seks Pranikah
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2006    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-844
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Beberapa hasil penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa perilaku seks pranikah di kalangan remaja mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Survey terhadap pelajar SMU di Jakarta dan Surabaya menyebutkan terjadinya peningkatan presentase seks pranikah dari tahun 1997-1999. 9 % remaja putra dan 1 % remaja putri di Jakarta telah melakukan hubungan seks pranikah pada tahun 1997, dan angka ini mengalami peningkatan menjadi 23 % remaja putra dan 4 % remaja putri pada tahun 1999 dalam “Remaja,”2001).Sementara hasil penelitian yang dilakukan Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan-Pusat Pelatihan Bisnis Humaniora Yogyakarta pada tahun 1999-2002 terhadap 1660 mahasiswi Yogyakarta menemukan bahwa 97,05 % responden telah kehilangan kegadisannya dalam masa kuliah (Gatra, 10 Agustus 2002).Untuk itu, orangtua diharapkan lebih berperan dalam memberikan informasi yang tepat, karena informasi seks yang mudah diperoleh di luar rumah, sebagian besar salah danmenyesatkan. Selain itu, meskipun remaja lebih dekat dan lebih mau mendengarkan apa yang dikatakan oleh temannya, remaja tetap membutuhkan figur orangtua dalam memberikan informasi mengenai seks kepada mereka. Penelitian di pelbagai negara juga menemukan bahwa remaja akan terhindar dari keterlibatan dengan seks bebas, jika mereka dapat membicarakan masalah seks dengan orangtua (Harjaningrum, 2004). Dari hasil survey yang dilakukan terhadap 210 keluarga, Jaccard dan Dittus (1991) menyebutkan bahwa komunikasi orangtua-remaja mengenai seks dapat memprediksikan perilaku seksual remaja.
Pada dasarnya tidaklah mudah bagi para orangtua untuk membahas perihal seks pada anak-anak mereka. Alasan yang sering dikemukakan oleh para orangtua adalah bahwa masalah itu belum pantas diketahui dan dibicarakan atau lebih dikenal dengan istilah tabu. Seperti yang dibahas oleh Tukan (1994), tabuisme bersangkut paut dengan larangan berbicara tentang seks sehingga orangtua cenderung membiarkan remaja dan kaum muda mencari informasi seks dari teman-teman sebayanya. Alasan lain yang membuat orangtua sulit membahas perihal seks pada anak mereka adalah pemberian informasi dan pendidikan seks pada anak akan memberi peluang kepada remaja untuk melakukan hubungan seks pranikah dengan pasangannya.Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara keterbukaan komunikasi orangtua-remaja (tentang seks) dan sikap remaja terhadap seks pranikah. Tujuan spesifiknya adalah :
1.Mengetahui ada tidaknya hubungan antara keterbukaan komunikasi ibu-remaja (tentang seks) dengan sikap remaja terhadap seks pranikah.
2.Mengetahui ada tidaknya hubungan antara keterbukaan komunikasi ayah-remaja (tentang seks) dengan sikap remaja terhadap seks pranikah.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja yang berusia 15-18 tahun dan tinggal bersama orangtua.Penelitian yang dilakukan adalah penelitian non-eksperimen. Jenis penelitian ini adalah penelitian correlational. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner yang berisi 2 skala, yaitu skala yang mengukur keterbukaan komunikasi orangtua-remaja dan skala yang mengukur sikap remaja terhadap seks pranikah.Teknik analisis yang digunakan adalah Pearson Product Moment Correlation. Di mana dengan teknik tersebut akan dilihat hubungan antara keterbukaan komunikasi orangtua-remaja (tentang seks) dan sikap remaja terhadap seks pranikah.Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterbukaan komunikasi ibu-remaja (tentang seks) tidak berkorelasi secara signifikan dengan sikap remaja terhadap seks pranikah; keterbukaan komunikasi ayah-remaja (tentang seks) tidak berkorelasi secara signifikan dengan sikap remaja terhadap seks pranikah. Hasil tambahan menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam hal sikap terhadap seks pranikah, di mana laki-laki mempunyai kecenderungan bersikap lebih toleran terhadap seks pranikah.Peneliti memberi saran untuk evaluasi serta pengembangan lebih lanjut dari alat-alat ukur yang dipakai. Selain itu, diharapkan adanya penelitian mengenai topik ini pada berbagai kelompok sampel. Saran praktisnya adalah orangtua memberikan pendidikan seks yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan usia anak serta memperkuat penanaman nilai-nilai agama.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.171875 second(s)