Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan tingkat trait neuroticism menurut Five Factor Model pada mahasiswa berstatus sosial ekonomi rendah dan tinggi di Unika Atma Jaya. Adanya kesulitan ekonomi pada keluarga berstatus sosial ekonomi rendah mengakibatkan depresi pada orangtua yang kemudian mengubah interaksi orangtua dengan anak remajanya. Pada akhirnya remaja menjadi stres, cemas, dan depresi. Stres, cemas dan depresi merupakan cakupan perasaan negatif yang terdapat di dalam trait neuroticism. Pada kelompok status sosial ekonomi tinggi diasumsikan tidak terdapat depresi orangtua yang dikarenakan kondisi ekonomi, dengan demikian remaja tidak menjadi stress, cemas, dan depresi sebagai serangkaian akibat tidak langsung masalah ekonomi dan depresi orangtua.Selain itu terdapat penelitian sebelumnya yang menemukan hubungan antara neuroticism dan undesirable financial stressors.Alat ukur yang dipakai adalah skala kepribadian NEO FFI untuk mengukur trait neuroticism yang dikembangkan oleh Costa & McCrae dan kuesioner status social ekonomi. Subjek penelitian melibatkan mahasiswa-mahasiswi Atma Jaya sebanyak 580 orang yang dipilih berdasarkan random sampling. Pengujian hipotesa dilakukan dengan perhitungan T-test dan didapatkan hasil yang tidak signifikan, yaitu tidak adanya perbedaan tingkat trait neuroticism pada kedua kelompok status sosial ekonomi. |