Anda belum login :: 22 Nov 2024 23:43 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Urutan Tingkat Neuroticism, Extraversion, Openness, Agreeableness, dan Conscientiousness pada Anak Sulung, Tengah, dan Bungsu
Bibliografi
Author:
Meilissa, Irma
;
Tambunan, Raymond A.I.
(Advisor)
Topik:
Urutan Kelahiran
;
Five Factor Model Of Personality
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2006
Jenis:
Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Irma Meilissa's Undergraduated Theses.pdf
(258.85KB;
62 download
)
Irma Meilissa's - INTISARI.pdf
(283.82KB;
2 download
)
Ketersediaan
Perpustakaan Pusat (Semanggi)
Nomor Panggil:
FP-841
Non-tandon:
tidak ada
Tandon:
1
Lihat Detail Induk
Abstract
Urutan kelahiran berhubungan dengan peran keluarga dalam mendidik dan mengasuh anak. Oleh karena itu, bisa diasumsikan bahwa urutan kelahiran juga mempengaruhi kepribadian melalui peran lingkungan, yaitu keluarga. Salah satu penelitian yang membuktikan hal tersebut adalah penelitian Sulloway (dalam Sulloway, 2001) yang menyatakan adanya perbedaan domain kepribadian extraversion, conscientiousness, openness,agreeableness,dan neuroticism yang signifikan antara anak sulung dengan anak urutan kelahiran selanjutnya. Ia melakukan penelitian tersebut dengan menggunakan NEO PI-R yang terdiri dari 30 facet kepribadian (Costa dan McCrae (1992)). Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa anak sulung memiliki tingkat conscientiousness lebih tinggi daripada anak urutan kelahiran selanjutnya. Anak urutan kelahiran selanjutnya memiliki tingkat agreeableness, openness to experience, dan extraversion lebih tinggi daripada anak sulung. Pada domain kepribadian neuroticism, skornya bervariasi, yaitu anak sulung lebih cemas, cenderung depresi, dan lebih cepat marah daripada anak urutan kelahiran selanjutnya. Sedangkan pada anak urutan kelahiran selanjutnya lebih self conscious daripada anak sulung. Bila diperhatikan, penelitian Sulloway dilakukan untuk membandingkan anak pertama dan anak dengan urutan kelahiran selanjutnya. Padahal, menurut Hurlock (1978), terdapat perbedaan karakteristik kepribadian antara anak tengah dan anak bungsu. Oleh sebab itu, penelitian ini ingin secara lebih tajam dan spesifik menggambarkan keberadaan anak tengah dan anak bungsu sebagai pengganti “anak urutan kelahiran selanjutnya,” dibandingkan anak sulung. Dari masing-masing tingkat domain kepribadian tersebut akan dihasilkan suatu komposisi urutan yang berbeda, tidak hanya pada anak sulung dan “anak urutan kelahiran selanjutnya,” melainkan juga pada anak tengah dan bungsu.Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Atma Jaya Jakarta angkatan 2001-2004 dari berbagai fakultas. Mahasiswa yang akan menjadi sampel penelitian ini merupakan kelompok remaja akhir. Sampel penelitian ini adalah anak sulung, tengah dan bungsu dari 3 bersaudara. Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 233 orang. Alat ukur yang digunakan adalah NEO-FFI.Penelitian ini bersifat non eksperimental karena peneliti tidak melakukan manipulasi atau menciptakan variabel-variabel yang dikehendaki dalam diri sampel, namun variabel-variabel tersebut hendak diukur dalam keadaan alamiah. Teknik statistik yang digunakan berupa perhitungan z skor untuk melihat urutan tingkat domain kepribadian Five Factor Model pada anak sulung, tengah, dan bungsu.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa berdasarkan domain neuroticism, dapat dilihat bahwa anak tengah cenderung memiliki tingkat neuroticism paling tinggi, anak bungsu memiliki tingkat neuroticism di antara anak tengah dan anak sulung, tingkat neuroticism paling rendah terdapat pada anak sulung. Pada domain extraversion, dapat dilihat bahwa anak bungsu cenderung memiliki tingkat extraversion paling tinggi, anak tengah cenderung memiliki tingkat extroversion lebih rendah dibandingkan anak bungsu, dan anak sulung cenderung memiliki tingkat extraversion paling rendah. Pada domain openness, anak tengah cenderung memiliki tingkat openness paling tinggi, anak sulung cenderung memiliki tingkat openness lebih rendah daripada anak tengah, dan anak bungsu cenderung memiliki tingkat openness paling rendah. Pada domain agreeableness, dapat dilihat bahwa anak bungsu cenderung memiliki tingkat agreeableness paling tinggi, diikuti oleh anak tengah, dan anak sulung yang cenderung memiliki tingkat agreeableness paling rendah. Berdasarkan domain conscientiousness, anak sulung cenderung memiliki tingkat conscientiousness paling tinggi, selanjutnya anak tengah, dan anak bungsu cenderung memiliki tingkat conscientiousness paling rendah. Saran lain untuk penelitian selanjutnya adalah pemilihan sampel dalam penelitian yang berasal dari satu keluarga, meneliti pola asuh, mengukur perbedaan usia (jarak umur) antar saudara kandung, dan meneliti jenis kelamin.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.171875 second(s)