Masa remaja merupakan saat seseorang mengalami perkembangan bermakna dalam hidupnya, yaitu peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Sama seperti tahap perkembangan lainnya, remaja juga memiliki tugas perkembangan. Tugas perkembangan yang berkaitan erat dengan masalah dalam penelitian ini adalah tugas dimana remaja harus memilih dan mempersiapkan diri pada suatu pekerjaan atau jabatan. Tugas memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan atau jabatan bagi remaja akhir dirasa peneliti penting terutama ketika remaja berada di bangku SMA kelas 3 dan akan memasuki perguruan tinggiMerancang jenjang karier merupakan hal yang kompleks (Ferrett, 1996; Michelozzi, 1996 dalam Santrock, 1999). Kesulitan, kebingungan dan ketakutan terasa ketika harus memilih dan memutuskan jurusan di perguruan tinggi. Kurangnya informasi akan jurusan dan lapangan kerja yang akan dihadapi oleh remaja ketika mereka lulus menambah kekhawatiran remaja dalam pengambilan keputusan tersebut (Santrock, 2002). Menurut Siagian (1990), pengambilan keputusan merupakan suatu proses dimana seseorang menjatuhkan pilihannya dari beberapa alternatif pilihan yang ada. Menurut Robbins (2001), ada enam tahap dalam pengambilan keputusan yaitu : menetapkan masalah, mengidentifikasi kriteria, memberi bobot kriteria, mengembangkal alternatif, memberi bobot alteratif dan memilih alternatif terbaik. Masalah yang dihadapi remaja dalam merancang jenjang karier mulai menarik perhatian pengamat pendidikan dan Stevenson, Kochanek & Schneider menyarankan pihak sekolah untuk memfasilitasi siswa mereka dengan informasi yang dibutuhkan seperti memberi tes bakat minat yang dilengkapi dengan saran-saran jurusan apa saja yang memenuhi kriteria untuk dipilih oleh siswa yang bersangkutan (Stevenson, Kochanek & Schneider, dalam Santrock, 2002). Dalam wawancara dengan kepala sekolah SMAK Yusuf (Agustus, 2005), ternyata saran yang diberikan oleh Stevenson, Kochanek & Schneider (dalam Santrock, 2002) yaitu menyarankan pihak sekolah untuk memfasilitasi siswa mereka dengan informasi yang dibutuhkan seperti dengan memberi tes bakat minat yang dilengkapi dengan saran-saran jurusan apa saja yang memenuhi kriteria untuk dipilih oleh siswa yang bersangkutan sudah dijalankan sejak tahun 1993 kepada siswa SMA kelas tiga, namun belum diketahui apakah saran dari tes bakat minat efektif bagi siswa SMA kelas tiga di Kristen Yusuf. Faktor-faktor yang mempengaruhi remaja dalam pemilihan jurusan dibagi menjadi dua kelompok yaitu dari dalam diri remaja : minat, kepribadian dan citra/konsep diri (menurut Slameto, 1991; Holland dalam Santrock, 1999; Super dalam Santrock, 1999). Sedangkan dari luar diri remaja : orangtua, teman sebaya, lingkungan sosial ekonomi budaya dan saran tes bakat minat (Seligman, 1994; Steinberg, 1993; McNair & Brown, 1983 dalam Seligman,1994; Anastasi, 1997). Ada faktor lain yang mempengaruhi pengambilan keputusan siswa dalam memilih jurusan yang ditemukan dalam pilot study(November,2004) yaitu faktor peluang kerja. Selain faktor-faktor, penelitian ini juga meneliti mengenai tahap-tahap dari pengambilan keputusan agar dapat melihat perjalanan remaja dalam mengambil keputusan dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pada setiap tahapnya.Penelitian ini dilakukan secara kualitatif agar peneliti dapat menggali lebih dalam mengenai faktor-faktor apa saja yang sekarang mempengaruhi remaja dalam memilih jurusan, serta mengetahui lebih dalam bagaimana tahap-tahap pengambilan keputusan yang dilalui oleh remaja akhir serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pada setiap tahapnya. Adapun metode penelitian kualitatif ini adalah dengan wawancara dan observasi. Sebelum wawancara, peneliti mengadakan pilot study dan pilot study 2 terlebih dahulu. Wawancara dilakukan pada 3 subjek berusia 17-18 tahun yang sedang duduk di kelas 3 SMA. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa faktor lingkungan sosial budaya dan saran dari tes bakat minat sama sekali tidak mempengaruhi ketiga subjek. Namun ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi subjek yaitu peluang kerja, figur idola, kualitas universitas, serta faktor religi. Sedangkan faktor teman sebaya yang diperkirakan berdampak konformitas ditemukan hanya sebagai faktor yang memberi masukan, bertukar pikiran dan sumber infomasi. Saran tes bakat minat tidak berpengaruh pada siswa kelas tiga SMAK Yusuf kemungkinan karena kurangnya informasi yang dimiliki oleh para siswa mengenai jurusan di perguruan tinggi. Dengan hasil penelitian yang telah didapat, peneliti menyarankan agar pihak sekolah memberi fasilitas informasi yang lengkap mengenai jurusan di perguruan tinggi. Pada tahap keempat, siswa dapat melakukan kunjungan ke universitas-universitas. |