OPEC dan NON OPEC menyongsong Posisi Ketergantungan  

Oleh:

Soedradjat, Setyo

Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional - tidak terakreditasi DIKTI
Dalam koleksi: Widya: Majalah Ilmiah vol. 13 no. 126 (Mar. 1996), page 40-45.
Topik: OPEC; NON OPEC

Ketersediaan

Perpustakaan Pusat (Semanggi) Nomor Panggil: MM47.10 Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0) Tandon: tidak ada

Lihat Detail Induk

Isi artikel

Kajian ini menguraikan 5 episode yang menggambarkan warna pasaran minyak duniasejak dekade 70-an sampai sekarang. Pengalaman pahit di tahun 1986 tetap membayangi negara-negara OPEC berupa kekhawatiran terhadap pangsa pasarannya yang hilang disadap oleh non OPEC. Dalam beberapa semester belakangan ini pasar minyak tetap patuh terhadap program produksi yang ditetapkan organisasi OPEC, sedangkan non OPEC masih memiliki kapasitas produksi yang meningkat - dan tidak sebaliknya, seperti yang diramalkan sebelumnya. Akibatnya harga terus merosot, meskipun Irak masih terkena embargo ekspor minyak oleh Dewan Keamanan PBB. Rendahnya tingkat harga ini akan mempersulit suplai yang mencukupi di waktu mendatang. Penyediaan suplai yang meningkat untuk memenuhi permintaan yang tumbuh, memerlukan dana yang memadai pula. Tak ada lagi negara produsen yang bersedia menjadi "swing producer" dalam rangka menyeimbangkan suplai dan memperkuat tingkat harga. Dekade menciutnya jumlah negara eksportir minyak. Ketergantungan negara-negara terhadap Timur Tengah, khususnya kawasan Teluk akan meningkat karena negara-negara tersebut tetap berstatus sebagai eksportir minyak skala besar bagi dunia. Kalau negara-negara OPEC menahan diri untuk tidak melanggar kuota produksi, maka tingkat harga minyak akan lebih baik. Ini merupakan pilihan yang sulit bagi sebagian negara OPEC (terutama eksportir minyak skala kecil) yang dituntun oleh kebutuhannya yang mendesak dan kekhawatiran akan kehilangkan pangsa pasar yang dimangsa non OPEC.

Opini Anda

Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali