Sikap merupakan bentuk perwujudan dari perasaan terhadap sesuatu hal yang biasanya dinyatakan dalam bentuk respon positif dan negatif. Sikap melibatkan tiga komponen yang saling berhubungan, yaitu komponen kognitif, afektif, dan konatif. Siswa SMA berada pada masa perkembangan remaja akhir. Di dalam melewati masa remaja akhir, siswa SMA akan melalui suatu jalan kehidupan yang penuh tantangan, kesulitan, bahkan akan menemui masalah yang bermacam-macam. Bimbingan kelompok adalah salah satu jenis layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan informasi dari nara sumber tertentu (terutama dari guru pembimbing) yang berguna untuk menunjang kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, dan untuk pertimbangan ataupun pengambilan keputusan tertentu. Dengan demikian, para siswa diharapkan mampu menghadapi kenyataan hidup dan tidak akan terlalu digoncangkan oleh persoalan-persoalan yang mau tidak mau akan timbul. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Santo Fransiskus 2 Jakarta tahun pelajaran 2005/2006. Subjek penelitian ini sebanyak 66 siswa, terdiri dari 18 siswa kelas XI IPA, 25 siswa kelas XI IPS 1, dan 23 siswa kelas XI IPS 2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap siswa kelas XI SMA Santo Fransiskus 2 Jakarta terhadap pelaksanaan bimbingan kelompok di dalam kelas. Definisi operasional sikap siswa kelas XI SMA Santo Fransiskus 2 Jakarta terhadap pelaksanaan bimbingan kelompok di dalam kelas adalah pendapat, ungkapan perasaan, dan kecenderungan siswa kelas XI dalam menanggapi pelaksanaan bimbingan kelompok di dalam kelas yang dilaksanakan oleh guru pembimbing, meliputi komponen materi, metode, media, waktu, dan interaksi. Teknik pengumpulan data menggunakan skala sikap yang digunakan untuk mengukur sikap siswa terhadap pelaksanaan bimbingan kelompok di dalam kelas. Dari 82 pernyataan yang dilakukan uji coba tidak terpakai memperoleh 52 pernyataan yang valid, pernyataan tersebut dinyatakan valid karena r-hitung memiliki koefisien korelasi lebih besar dari r-tabel 0,361 dengan taraf signifikan 5% dan reliabilitas alpha diperoleh sebesar 0,9903.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas XI SMA Santo Fransiskus 2 Jakarta tahun pelajaran 2005/2006 bersikap positif terhadap pelaksanaan bimbingan kelompok di dalam kelas yang dilaksanakan oleh guru pembimbing. Hal ini berarti siswa dapat menerima dengan baik pelaksanaan bimbingan kelompok di dalam kelas.
Untuk Kepala SMA Santo Fransiskus 2 Jakarta agar mempertahankan pelaksanaan bimbingan kelompok di dalam kelas yang telah dilaksanakan oleh guru pembimbing dan mengijinkan mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Unika Atma Jaya Jakarta untuk melakukan PPL (Program Pengalaman Lapangan) dan Praktikum BK di sekolah tersebut. Untuk guru pembimbing SMA Santo Fransiskus 2 Jakarta agar lebih meningkatkan pelaksanaan bimbingan kelompok di dalam kelas, misalnya dengan sering mengadakan sosiodrama, role playing, mengadakan bimbingan kelompok di luar kelas, menentukan isi dan materi bimbingan kelompok yang up to date, menggunakan media bimbingan kelompok seperti video-cassette. |