Anda belum login :: 27 Nov 2024 16:10 WIB
Detail
ArtikelRisiko Anovulasi pada Penderita Infertil dengan Hiperprolaktinemi  
Oleh: Adnyana, I.B. Putra ; Harareth, Haya
Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional - tidak terakreditasi DIKTI
Dalam koleksi: Cermin Dunia Kedokteran vol. 35 no. 01/160 (Jan. 2008), page 5.
Topik: hiperprolaktinemi; anovulasi; perempuan infertil
Ketersediaan
  • Perpustakaan FK
    • Nomor Panggil: C04.K.02
    • Non-tandon: 2 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelLATAR BELAKANG : Anovulasi adalah gangguan perkembangan sel telur, pecahnya sel telur atau fungsi sel telur yang merupakan salah satu faktor penyebab infertilitas. Anovulasi biasanya disebabkan oleh ketidakseimbangan hormonal akibat gangguan kelenjar hipofisis atau hipotalamus, termasuk keadaan hiperprolaktinemi. Hiperprolaktimeni adalah suatu keadaan peningkatan kadar prolaktin serum melebihi 25 ng/ml pada kondisi basal. Meningkatnya kadar prolaktin ini sering menimbulkan berbagai gangguan sistem reproduksi termasuk resiko anovulasi. TUJUAN : Untuk mengetahui risiko terjadinya anovulasi pada penderita infertil dengan hiperprolaktinemi. BAHAN dan CARA : Penelitian kasus kontrol dilaksanakan di RS Sanglah Denpasar mulai 1 Juli 2002 hingga 31 Juli 2004. Berdasarkan kriteria inklusi/eksklusi, 114 kasus infertil yang memenuhi kriteria pada penelitian in dialokasikan menjadi dua kelompok yaitu kelompok anovulasi dan ovulasi. Masing-masing kelompok tersebut diperiksa kadar prolaktinnya. HASIL : dari 57 kasus anovulasi, 19 kasus (33,3%) di antaranya hiperprolaktinemi. Sementara dari 57 kasus ovulasi kontrol, 10 kasus (17,5%) hiperprolaktinemi (tidak berbeda makna - p = 0,085; OR = 2,35). KESIMPULAN : Pasien infertil dengan hiperprolaktinemi berisiko megalami anovulasi 2,35 kali lebih besar daripada pasien tanpa prolaktinemi.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)