Anda belum login :: 27 Nov 2024 00:07 WIB
Detail
BukuPERUBAHAN FISIOLOGIS DAN BIOKIMIA TANAMAN KUBIS (BRASSICA OLERACEAE) SETELAH DIINDUKSI DENGAN ANTAGONIS UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN TERHADAP PLASMODIOPHORA BRASSICAE
Bibliografi
Author: Baharuddin (Co-Author); Kuswinanti, Tutik
Topik: P. brassicae; induksi resistensi; mikroba antagonis; ekstraksi protein; kultur jaringan
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Perhimpunan Bioteknologi Pertanian Indonesia     Tempat Terbit: Malang    Tahun Terbit: 2005    
Jenis: Papers/Makalah - pada seminar nasional
Fulltext: Makalah-Tutik Kuswinanti.pdf (163.03KB; 3 download)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan fisiologis dan biokimia di
dalam jaringan tanaman kubis stelah proses induksi dengan antagonis. Pengamatan yang
dilakukan meliputi kolonisasi cendawan antagonis di dalam jaringan tanaman kubis
setelah diaplikasikan pada biji, kandungan dan profil protein total pada jaringan daun,
dan aktivitas enzim yang terkait dengan sistem ketahanan tanaman. Setelah tanaman
kubis hasil induksi diperbanyak dengan metode kultur jaringan, selanjutnya dilakukan
pengujian eksplan dengan menggunakan filtrat P. brassicae pada konsentrasi yang
bertingkat.
Hasil pengamatan kolonisasi cendawan antagonis Trichoderma sp. dan
Gliocladium sp. memperlihatkan, bahwa kedua antagonis ini hanya mengkolonisasi
bahagian perakaran tanaman kubis.
Kandungan protein total pada jaringan daun tanaman kubis yang bijinya telah
diberi antagonis lebih tinggi beberapa saat setelah diinfeksi P. brassicae. Besarnya
konsentrasi protein bervariasi antara 11.4 µg/g FW hingga 12.9 µg/g FW pada 24 jsi (jam
setelah infeksi), sedangkan sebelum diinfeksi Plasmodiophora brassicae, kandungan
protein hanya mencapai 1.10µg/g FW hingga 1.16µg/g FW.
Pengamatan terhadap profil protein total pada sampel daun tanaman kubis
sebelum dan beberapa jam setelah infeksi memperlihatkan adanya pita protein yang
hanya terbentuk pada perlakuan induksi dengan antagonis Trichoderma sp. Intensitas
pita yang kuat diamati pada sampel protein yang diambil 48 dan 72 jam setelah tanaman
diinfeksi dengan Plasmodiophora brassicae.
Aktivitas enzim yang tertinggi diamati pada sampel ekstrak yang diambil pada 48
jam setelah infeksi dengan Plasmodiophora brassicae. Besarnya aktivitas kedua jenis
enzim mencapai 0.30 dan 0.40 (?? min-1 mg protein-1).
Semakin tinggi konsentrasi filtrat P. brassicae yang diberikan, semakin lama
waktu yang diperlukan untuk pembentukan tunas baru. Demikian pula dengan jumlah
daun dan tinggi tunas eksplan yang semakin kecil dengan bertambahnya konsentrasi
filtrat yang diberikan. Hasil yang berbeda diamati pada perlakuan dengan antagonis Br5,
dimana pemberian filtrat relatif tidak berpengaruh terhadap semua parameter yang
diamati.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.296875 second(s)