Pleurotus sp termasuk heterotropical fungi yang mampu memanfaatkan senyawa karbon, nitrogen, vitamin dan mineral untuk tumbuh dan menghasilkan enzim lignocelulolytic yang dapat memecah ikatan selulosa pada media tumbuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan awal miselium jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dan tiram merah (Pleurotus flabelatus) dengan empat macam bahan pengaya (enrichment) yang berbeda pada media jerami padi. Inokulasi jamur pada media jerami padi dilakukan pada bag-log yang berukuran 1 kg; masing-masing menggunakan bahan pengaya A =10 % dedak jagung + 0,5 % CaCO3 + 0,5 % TSP, B = 5 % dedak jagung + 5 % molasses + 0,5 % CaCO3 + 0,5 % TSP), C =10 % tetes tebu + 0,5 % CaCO3 + 0,5 % TSP, dan D = 16 % dedak padi + 4 % dedak jagung + 0,5 % CaCO3 + 0,5 % TSP). Pertumbuhan miselia diamati kurun waktu 21 hari. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Acak Lengkap pola faktorial (2 x 4). Parameter yang diamati adalah pemunculan pertama miselium dan kecepatan pertumbuhan miselium. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pemunculan miselium dipengaruhi secara nyata (P<0,05) oleh spesies jamur, bahan pengaya dan interaksi antara bahan pengaya dengan spesies jamur. Kecepatan pertumbuhan miselium dipengaruhi secara nyata (P<0,05) oleh spesies jamur. Miselium Pleurotus ostreatus tumbuh lebih awal (jam ke-96), sedangkan miselium Pleurotus flabelatus (jam ke-72). Miselium tumbuh paling awal pada bahan pengaya A (jam ke-91,92), pada bahan pengaya B dan D tumbuh pada jam ke-100,08, sedangkan pada bahan pengaya C tumbuh pada jam ke-108. Miselium Pleurotus flabelatus tumbuh lebih cepat (11,05 mm/hari), dibandingkan Pleurotus ostreatus (7,11 mm/hari). Pleurotus flabelatus tampak lebih sesuai tumbuh pada jerami padi dan menggunakan bahan pengaya A. |