Anda belum login :: 23 Nov 2024 21:00 WIB
Detail
ArtikelEffect of clove cigarette exposure on white rat: special emphasis on the histopathology of respiratory tract  
Oleh: Eddy Widodo ; Priosoeryanto, Bambang Pontjo ; Estuningsih, Sri ; Dewi Ratih Agungpriyono ; Utji, Robert
Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional - terakreditasi DIKTI
Dalam koleksi: Medical Journal of Indonesia vol. 16 no. 04 (Oct. 2007), page 212.
Topik: clove cigarette; respiratory tract histopathology; respiratory tract toxicopathology
Ketersediaan
  • Perpustakaan FK
    • Nomor Panggil: M35.K.2007.01
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelAsap rokok telah terbukti dapat menyebabkan berbagai gangguan pada saluran napas. Rokok kretek lebih berbahaya daripada rokok putih, karena kandungan tar, nikotin, dan karbon monoksida di dalamnya lebih tinggi. Komsumsi rokok kretek di Indonesia mencapai 88%. Efek rokok kretek terhadap saluran napas belum pernah diteliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari perubahan histopatologi saluran napas tikus putih galur Sprague-Dawley akibat pajanan asap rokok kretek. Penelitian dilakukan pada 20 tikus putih mulai September 2005 hingga Mei 2006. Nekropsi dilakukan setelah hari terakhir paparan sap rokok, kemudian dibuat irisan jaringan dan diproses untuk sediaan histopatologi dan diperiksa dengan mikroskop cahaya dan videomikrometer. Parameter yang diamati adalah jumlah dan tinggi epitel bersilia dan sel goblet, jumlah sel pneumosit tipe I dan II, makrofag, dan reaksi interstisial jaringan paru. Reaksi interstisial jaringan paru diamati dengan irisan semi-thin pada paru yang setelah dilakukan embedding dengan resin, dan diwarnai dengan Toluidine Blue. Hasil penelitian kami menunjukkan perubahan histopatologi yang bermakna pada saluran napas. Jumlah sel epitel pada kelompok yang terpapar asap roko secara bermakna lebih tinggi dari kontrol (P<0.05) pada daerah sinus, bronkhus, dan bronkhiolus, sedangkan pada trakhea tidak ditemukan perbedaan bermakna (P>0.05). Jumlah sel goblet pada kelompok perlakuan juga lebih tinggi (P>0.05). Tinggi sel epitel pada kelompok perlakuan asap lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol, namun tidak ada perbedaan secara statistik antara tikus jantan dan betina. Terdapat perbedaan bermakna skor pneumonia interstisial (P<0.05) antara kedua kelompok. Jumlah sel pneumosit tipe II lebih banyak dibandingkan dengan sel pneumosit tipe I pada kelompok perlakuan. Berdasarkan hal-hal di atas, kami menyimpulkan bahwa paparan rokok kretek menyebabkan kelainan patologis pada saluran napas tikus.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)