Anda belum login :: 17 Feb 2025 13:35 WIB
Detail
ArtikelDemokrasi Parlementer, optimisme yang terabaikan.  
Oleh: [s.n]
Jenis: Article from Bulletin/Magazine
Dalam koleksi: Tempo vol. 36 no. 25 (2007), page 36.
Topik: Presiden; Republik Indonesia Serikat; Bung Karno
Ketersediaan
  • Perpustakaan PKPM
    • Nomor Panggil: T4
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikel"Berjuta-juta orang membanjiri jalan-jalan. Mereka menangis, berteriak, memekik 'Hidup Bung Karno... Merdeka.'" Bung Karno tak pernah bisa melupakan peristiwa yang dikisahkannya ini. Tanggal dan bahkan peristiwa ini mungkin telah terlupakan. Ketika itulah Bung Karno kembali ke Jakarta, setelah sekian lama "mengungsi" di Yogyakarta. Ia kembali ke kota proklamasi, tapi tidak ke rumahnya yang lama. Ia kembali untuk berdiam di bekas istana Gubernur Jenderal Belanda. Ia adalah Presiden Republik Indonesia Serikat, yang dilahirkan setelah empat setengah tahun revolusi yang keras harus dijalani bangsa. Di atas segala-galanya, di hari itu, Bung Karno adalah simbol kemenangan dan persatuan bangsa.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)