Anda belum login :: 27 Nov 2024 08:35 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Cina dan Asia Tenggara Pasca Kamboja
Oleh:
Sukma, Rizal
Jenis:
Article from Journal - ilmiah nasional
Dalam koleksi:
Analisis CSIS vol. 19 no. 6 (1990)
,
page 502.
Topik:
pasca kamboja
;
cina
;
asia tenggara
Ketersediaan
Perpustakaan Pusat (Semanggi)
Nomor Panggil:
AA44.1
Non-tandon:
1 (dapat dipinjam: 0)
Tandon:
tidak ada
Lihat Detail Induk
Isi artikel
Dekade 1990-an memang tepat disebut dekade yang akan diwarnai oleh berbagai perubahan dramatis. Inti perubahan interaksi antar super power dalam sistem internasional, berupa upaya-upaya kompromi antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet (US), ikut menyebar ke berbagai kawasan dunia. Baik Washington maupunMoskow cenderung mengkaji ulang kebijaksanaan luar negeri mereka selama ini. Penarikan pasukan Soviet dari Afghanistan, kesepakatan-kesepakatan penghapusan, pengurangan dan pembatasan persenjataan di antara keduanya merupakan contoh dari upaya peredaan ketegangan (detence) regional maupun global. Di tengah perubahan yang sedang berlangsung dalam panggung hubungan internasional dewasa ini, persoalan stabilitas dan keamanan di Asia Tenggara masih tetap perlu mendapat perhatian. Upaya-upaya ASEAN untuk menyelesaikan konflik Kamboja sebagai salah satu sumber instabilitas di kawasan memang telah memunculkan kembali harapan baru karena keberhasilan yang dicapai pertemuan di Jakarta 9 - 11 September 1990. Namun kawasan Asia Tenggara masih tetap potensial memunculkan persoalan-persoalan baru pasca konflik Kamboja. Dalam konteks ini kehadiran Cina sebagai kekuatan yang cukup berpengaruh atas keadaan di kawasan merupakan faktor yang sulit diabaikan. Sikapnya yang konsisten dalam memandang konflik Kamboja, khususnya mengenai keberadaan dan peranan Khmer Merah dan persaingannya dengan Vietnam, harus diakui telah membawa dilema bagi negara-negara ASEAN....
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0.015625 second(s)