Anda belum login :: 23 Nov 2024 07:26 WIB
Detail
ArtikelPengkajianm Model Pengembangan Tanaman Obat - obatan (Toga) di Kabupaten Malang  
Oleh: E. F. S. Maryani S. ; Sukesi, Keppi ; Retnaningtyas, E.
Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional
Dalam koleksi: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial (Social Sciences) vol. 12 no. 2 (2000), page 211-218.
Topik: TANAMAN; pemberdayaan perempuan; TOGA
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: JJ62
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelPenelitian ini bertujuan untuk memeberdayakan wanita dalam agribisnis TOGA. Tujuan spesifik yang ingin dicapai adalah : a. mendeskripsikan potensi sumber daya wanita, teknologi budidaya TOGA dan pengolahan pascapanen b. merancang model pengembangan dan pemberdayaan wanita dalam usaha TOGA c. menghasilkan rancangan model kemitraan dalam aspek budidaya, pemasaran dan teknologi pasca panen d. merancang rancangan paket teknologi budidaya dan pengolahan pasca panen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian aksi yang partisipasif (participatory action research). Lokasi penelitian adalah desa jurejo di kecamatan jurejo, kabupaten malang. Komoditas yang diteliti meliputi jahe, kunyit, dan pengolahannya menjadi instan atau jamu. Adapun tahapan dan teknik penelitian adalah ; a. radid rural appraisal (RRA) dan survei tentang potensi tanaman obat, teknologi budidaya dan pasca panen b. pembinaan kelompok wanita tani, c. pelaksanaan diskusi terfokus tentang budidaya, pasca panen dan manajemen agribisnis d. sarasehan tentang pemantapan kelompok wanita tani dan pengembangan lembaga mitra usaha Hasil penelitian menunjukkan bahwa areal tanaman jahe rata - rata adalah 0,5 hektar, kunyit 0,2 hektar. Skala usaha pengolahan terdiri dari industri kecil dan rumah tangga untuk pengolah jahe instan dan pengolah jamu gendong. Berdasarkan hasil studi kelompok terfokus dan survei, ternyata budidaya toga / empon - empon di lokasi penelitian belum dilakukan secara intensif dengan tingkat produksi yang masih rendah berkisar antara 5 - 10 ton / hektar, hasil tersebut lebih rendah dari budidaya secara teknis yang mencapai produksi 10 - 20 ton / hektar. Hasil analisis secara ekonomis menunjukkan bahwa keuntungan yang diterimapetani dalam usaha tanaman jahe dankunyit mencapai Rp. 2.409.000 per hektar dan Rp. 1.842.500. Keuntungan yang diterima oleh pengolah empon - empon instan mencapai Rp. 35.390 dalam satu kali proses produksi untuk skalal rumah tangga menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 8.240 usaha jamu gendong menghasilkan keuntungan Rp. 1.400. Berarti teknologi pengolahan mampu meningkatkan nilai tambah hasil empon - empon. Potensi sumberdaya manusia khususnyawanita ditunjukkan oleh tersedianya tenaga kerja wanita potensial yang selama ini aktivitasnya banyak di rumah tangga, tenaga kerja tersebut telah lama mengenal usaha TOGA / empon - empon. Potensi sumber daya manusia khususnya wanita ditunjukkan oleh tersedianya tenaga kerja wanita potensial yang selama ini aktivitasnya banyak di rumah tangga, tenaga kerja tersebut telah lama mengenal usaha TOGA / empon - empon, tersedia lembaga penunjang seperti kelompok tani wanita dan penguasaan pasar. Disimpulkan bahwa pengembangan tanaman obat - obatan keluarga khususnya empon - empon potensial dikembangkan di kedua lokasi penelitian melalui perbaikan teknologi budidaya, pengolahan dan kemitraan usaha antara kedua lokasi. Teknologi pengolahan yang peka jender dimaksudkan agar pengembangan teknologi tidak mengakibatkan tergesernya tenaga kerja wanita yang selama ini tinggi partisipasinya.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)