Anda belum login :: 24 Nov 2024 12:57 WIB
Detail
ArtikelKaya tapi Miskin  
Oleh: [s.n]
Jenis: Article from Bulletin/Magazine
Dalam koleksi: Tempo vol. XXXVI no. 22 (Jul. 2007), page 70.
Topik: Krisis ekonomi; Tenggarong; Kabupaten Kutai Kertanegara; Pulau Wisata Kumala; otonomi daerah; pedalaman kabupaten; kekayaan; kemiskinan
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: TT25.182
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelDaerah kaya tak berarti warganya makmur. Banyak warga miskin akibat salah belanja. Krisis ekonomi cuma mampir sebentar di Tenggarong. Pada tahun kelima, ibukota Kabupaten Kutai Kertanegara di Kalimantan Timur ini sudah asyik bersolek. Inilah maskotnya: Pulau Wisata Kumala. Pulau di tengah Sungai Mahakam seluas 76 hektare ini direncanakan memiliki fasilitas rekreasi sekaliber Singapura. Biayanya Rp 4 triliun. Kini di sana sudah ada planetarium senilai Rp 25 miliar, kereta ganutng, serta resor modern. Di tepi pulau itu bertengger patung perunggu Lembuswana, bikinan pematung Nyoman Nuarta, yang didirikan dengan biaya Rp 37 miliar. Kutai Kertanegara adalah "anak otonomi daerah". ketika otonomi diberlakukan pada 2002, pundi-pundi pemerintah daerah bengkak oleh setoran perusahaan minyak dan gas kelas dunia, dari Total, Unocal, hingga Vico. Hasilnya, ketika itu anggaran belanja kabupaten ini mencapai Rp 1,7 triliun. Padahal, pada 2001, anggaran belanja Kutai masih di peringkat 108 di antara kabupaten di Indonesia, dengan nilai cuma Rp 200 miliar. Sayang, Kutai cuma mengkilap di Tenggarong. Di pedalaman kabupaten yang memiliki 18 kecamatan ini, kemiskinanlah yang gampang terlihat. dengan pendapatan per kapita warga Rp 129 juta per tahun alias Rp 10,8 juta per bulan, jumlah penduduk miskin Kurai terbanyak di seantero Kalimantan Timur. Jumlahnya sekitar 62 ribu jiwa atau 12 persen dari total jumlah penduduk.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)